JANGAN PERNAH KEMBALI!!

08.03

Lucu rasanya mendengar kamu bilang "kalo kita jodoh, suatu saat nanti pasti ketemu lagi" aku bahkan tidak lagi berharap untuk bertemu dengan mu atas alasan apa pun. Setelah apa yang kita lalui itu? Setelah semua perlakuan mu pada ku itu? Omong kosong. Lebih baik kamu pergi sejauh mungkin dan jangan pernah kembali kehadapan ku dengan cara apa pun dan untuk alasan apa pun. Aku tidak sudi kamu kembali memporak porandakan lagi kehidupan ku.
Apa kamu ingat dulu saat kamu menjadi satu-satunya yang ku puja? Segala hal mampu aku lakukan untuk mu, dan tanpa berpikir dua kali aku melakukannya. Saat kamu memanggil ku untuk meminta bantuan, apa pernah aku menolaknya? Walau aku tau kalau kamu hanya datang saat kamu butuh lalu pergi begitu saja.
Apa kamu ingat seberapa banyak kamu memberikan janji yang begitu manis pada ku kalau kamu akan menjaga ku semampu mu? Cukup berdiri di balik bahu mu dan aku tidak akan terluka sedikit pun. Apa kamu ingat saat kamu bilang jika kamu suka aku, tapi bukan sekarang saatnya? Apa kamu ingat semua janji itu? Janji yang kamu buat untuk ku bahkan dihadapan orang orang terdekat ku? Kamu lupa? Kamu lupa?
Apa masih belum cukup luka bernanah yang aku pendam bertahun tahun karna mu meradang? Apa masih mau kamu tambah lagi sakitnya dengan menyiram garam harapan itu?
Kamu selalu datang seperti aku adalah orang terpenting dalam hidup mu, tapi kenyataannya, kamu selalu menggenggam tangan lain di balik bahu mu.
Kini aku telah sampai di titik jenuh ku. Aku sudah menemukan titik lelah yang membuat ku sadar bahkan muak dengan semua keadaan dan perlakuan mu. Aku jenuh hidup dalam kurungan bayang-bayang semu mu. Aku muak terus menerus menelan harapan kosong mu itu bulat bulat.
Sekarang aku sudah menyerah, aku kini sudah memutuskan untuk pergi dan mengobati luka ku yang tercipta karena mu. Dan kamu berkata jika suatu saat nanti kita akan bertemu lagi bahkan berjodoh? Setelah luka ku sembuh sempurna kamu mau memulai lagi membuat luka yang sama, dengan pisau yang sama, di tempat yang sama, dengan cara yang sama?
Aku tidak akan pernah membiarkan mu melakukannya, bahkan jika untuk mencegah luka ku karena mu itu tercipta lagi, aku harus melukai mu dengan cara yang sama, maka tanpa pikir 2 kali pun aku akan lakukan hal itu. Pasti akan aku lakukan, bukan karna dendam, namun hanya untuk melindungi diri sendiri dan membuat mu sadar bagaimana rasanya di campakan dan di abaikan.
Sekarang aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal, semoga kamu tidak melukai yang lain seperti kamu melukai ku. Dan yang terpenting JANGAN PERNAH KEMBALI.

Pertemanan Semu

08.03

Berjabat tangan saling mengenalkan diri, aku tau kini siapa kamu. Senyum manis layaknya peri, tanpa dosa tawarkan pertemanan dengan janji akan abadi.
Awalnya datang setiap saat, ada di saat ku butuh, memanggil di saat kamu perlu. Tapi selang waktu berlalu, ternyata terlihat lah siapa kamu, memanggil di saat perlu dan ketika ku panggil saat ku butuh, lebih seringnya dengan keanggunan mu itu kamu berlalu.
Sekali.. Dua kali.. Aku masih memaklumi, mungkin kamu punya keperluan lain yang harus di penuhi. Tapi semakin lama kamu semakin menjadi jadi.
Jika hanya mengacuhkan ku saat ku butuh masih dapat ku toleransi, tapi menyalahkan ku atas saran yang ku beri saat kau memintanya apa masih harus ku toleransi? Aku bukan orang yang suka bicara saat tidak di minta, aku bukan motivator yang selalu memberi saran di setiap ucapannya, aku hanya teman yang menghargai temannya, berusaha membantu saat kamu butuh, tapi yang aku dapat hanya keluhan dan penyalahan atas apa yang kamu lakukan karna saran ku, aku hanya memeberi saran, bukan berarti harus kamu lakukan, kenapa harus menyalahkan orang lain saat kamu yang berbuat kesalahan
Aku masih bersabar, tapi kamu tidak menghargai kesabaran ku, aku berusaha mengingatkan mu saat kamu salah dalam memulai langkah, atau mencegah mu berjalan lebih jauh di jalur yang salah. Bagaimana pun kamu, kamu tetap teman ku, aku perduli, sangat perduli. Tapi apa yang ku dapat untuk balasannya, aku bukan berharap ucapan terimakasih atau apa pun, tidak, tidak pernah, tapi jika aku malah di beri amarah, masih harus aku terima? Masih harus aku bersabar?
Apa seperti ini namanya teman? Apa begini cara mu memperlakukan teman mu? Aku rasa cukup aku, untuk ku cukup sampai disini, aku tetap hargai keberadaan mu dan kenangan baik kita, tapi aku tidak akan lagi kembali kepertemanan seperti dulu, aku tidak lagi akan menjadi sama seperti aku yang kamu kenal dulu. Pertemanan semu ini cukup untuk ku.

Kebimbangan Ku itu Kamu

05.32

Berulang ulang aku mengetik dan kemudian ku hapus lagi, bukan karna aku tidak memiliki kesibukan, hanya saja aku bingung bagaimana caranya menuliskan kata yang tepat pada mu.
Pelan tapi pasti semua mulai berjalan lancar, obrolan kita berjalan mulai dari yang masuk di akal, hingga sampai pada titik yang jauh sekali dari topik awalnya. Aku berusaha membaca karakter mu melalui pesan singkat mu, berusaha menerjemahkan apa yang kau rasakan dari setiap kata yang terpampang dilayar. Hahhhh lama lama ini mengusik batin ku, seperti ini kah rasanya jatuh cinta pada mu? Seseorang yang begitu polos, jujur, sederhana, hingga dengan mudahnya kau ceritakan keluh kesah mu pada ku. Sungguh, jika ku sanggup apa pun akan ku lakukan untuk mengembalikan senyum mu, mendengar tawa mu, bahkan kini aku mulai berpikir mungkin aku mampu berkorban lebih banyak hanya untuk menjadi alasan mu tertawa, alasan mu merasa bahagia. Secepat ini kah cinta membekukan akal yang sehat, hingga hati dan nalar tak lagi dapat sejalan, dan selalu saja hati yang menang.
Boleh kah aku jujur? Sekarang aku ragu, ada rasa takut jika sampai rasa ini terlalu dalam, karna aku tidak ingin terluka hanya karna cinta yang tak ku dapatkan, dari mu yang bahkan tak mengerti tentang luka ku ini.
Kamu punya pesona, itu yang membuat ku jatuh cinta, dan bukan hanya aku, tapi juga banyak makhluk tuhan lainnya. Harus kah aku bersaing melawan mereka? Jika iya, maka akan aku lakukan hingga aku yang keluar menjadi pemenang. Tapi akan kah aku menang? Melawan mereka yang berdiri lebih tegak dari ku, mereka yang lebih mampu meyakinkan mu untuk kebahagian hidup mu. Aku ragu, sungguh aku ragu
Lalu harus seperti apa aku sekarang? Membiarkan ini berjalan apa adanya? Mengikuti alur yang ada walau aku tau kecil kemungkinan ku untuk melangkah lebih jauh?
Apa yang harus aku lakukan? Melaju melawan arah? Atau menyerah?
Mungkin sekarang saatnya aku berserah. Berserah bukan berarti menyerah, hanya saja aku membiarkan tuhan yang membimbing hati ku dan hati mu. Aku serahkan semua takdir ku. Jika kita memang akan bersatu, maka kita akan temukan jalan nya, jika kamu bukan untuk ku, berarti aku akan temukan jalan lain yang membawa ku pada kebahagiaan hidup ku sendiri, walaupun itu artinya tanpa mu. Tapi pasti dapat ku jalani, karna disana aku akan menemukan kamu ku yang baru, yang memang ditakdirkan untuk bahagia bersama ku. Lalu akan ku doa kan pula kebahagian mu, bersama dia mu yang kau pilih untuk menjadi alasan bahagia mu itu.

Like us on Facebook

Flickr Images