Aku Harus Terima

21.16

Menatapi rintik hujan yang turun sambil mengenang mimpi ku semalam. Mimpi indah yang... Huhhh entah harus dengan kata apa aku mendeskripsikannya. Apa yang ku temukan dalam mimpi ya hanya akan ada dalam mimpi. Begitu mustahil rasanya jika aku berharap itu menjadi nyata. Hahaha apa yang ada dalam pikiran ku ini? Berharap itu jadi nyata, sudah jelas itu mustahil. Mimpi ku semalam, aku bermimpi dia pergi bersama ku, bercanda dengan ku, memeluk ku, menghapus air mata ku, mengacak rambut ku, membujuk ku saat aku merajuk, menjaga ku dengan sangat protektif, seolah aku adalah hal paling berharga dalam hidup mu. Kamu hangat, begitu hangat, dalam mimpi ku.

Kini, dalam nyata ku. Bahkan tak sepatah kata pun kau ucapkan. Entah kenapa ada sesak dalam paru ku saat kau memperlakukan ku seperti itu. Ada rindu yang memenuhi dada ku saat mengingat kehangatan mu dalam tidur ku, dan kebekuan mu dalam nyata ku.

Tuhan salah kah aku jika aku hanya ingin dia seperti dulu? Aku sakit. Hati ku lelah mengulang kisah pilu yang sama berkali-kali. Aku hanya ingin dia lebih dekat, dia lebih hangat. Tapi yang kudapat sebaliknya. Aku hanya mendapatkannya yang semakin hari semakin membatu. Aku hanya menemukannya dalam jarak yang lebih jauh

Entah

04.17

Melihat mu dari sudut terjauh yang dapat kau jangkau. Disana kamu tertawa dan bercanda bersamanya. Tampak bahagia, sangat bahagia. Seperti ada sebuah kenyamanan yang amat sangat menyelimuti mu dengan hangat.

Aku iri. Kamu bisa menjadi sangat ramah dan bersahabat dengan mereka, terutama dia. Tapi menjadi sangat kaku, dingin, dan membatu saat bersama ku. Entah apa salah ku, apa aku pernah menyinggung mu dengan kata dan perlakuan ku? Atau memang ada hal salah dalam diriku yang tidak aku sadari tatapi tidak dapat kau toleransi? Entah lah aku tidak tau jelas ada apa sebenarnya. Yang jelas dan yang aku tau, kamu memperlakukan ku jauh berbeda dengan perlakuanmu pada yang lain.

Kamu angkuh. Sombong. Menyebalkan. Perkataan mu terkadang menyakitkan. Bicara dengan mu seperti mengajak orang bisu mengobrol, ditanggapi tak sesuai harapan. Tapi senyum mu. Tawa mu. Canda mu. Bahkan hal-hal buruk yang ada dalam dirimu, selalu mampu mengundang senyum dan tawa ku, meski aku sedang tak ingin tersenyum dan tertawa. Secara tidak langsung, segala hal yang kamu lakukan memaksa ku merubah sikap dan perasaan ku. Aku bukan orang yang mudah merubah suasana hati ku, tapi kamu mampu membuat ku melakukannya dihadapan mu.

Se-istimewa itu kah kamu untuk ku. Lagi lagi hanya entah yang dapat ku katakan untuk jawabannya.

Like us on Facebook

Flickr Images